Jakarta (1/10). KH Chriswanto Santoso, Ketua Umum DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), menggambarkan Hari Kesaktian Pancasila sebagai peristiwa bersejarah yang membantu memperkuat persatuan bangsa Indonesia yang beragam. Dia mengatakan bahwa Pancasila telah terbukti sebagai ideologi yang dapat menyatukan perbedaan agama, ras, suku, dan golongan yang membentuk dasar bangsa ini.
“Hari Kesaktian Pancasila menunjukkan bahwa ideologi yang dibangun oleh para pendiri bangsa sangat tepat. Pancasila mampu menampung keberagaman Indonesia. Ketika ada upaya menggantikan Pancasila dengan ideologi lain, seperti yang terjadi pada 30 September, Pancasila tetap tegak, teguh dan relevan,” jelas Chriswanto. Selain itu, ia menyatakan bahwa Pancasila berhasil melawan ancaman dari ideologi komunisme yang pernah mencoba mengikis ideologi pancasilais.
Chriswanto mengatakan bahwa untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila, orang Indonesia harus bersyukur dan terus mempertahankan dan meningkatkan nilai-nilai Pancasila untuk menjaga persatuan dan keutuhan bangsa. “Kita harus bersyukur bahwa Pancasila hadir sebagai perekat keberagaman di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).”
KH Chriswanto juga menjelaskan bahwa LDII telah mengambil tindakan strategis untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya Pancasila. Salah satunya adalah bekerja sama dengan lembaga negara seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dia menambahkan, “Kami berencana mengadakan program sekolah virtual kebangsaan melalui MoU dengan MPR untuk mempromosikan nilai-nilai Pancasila, keanekaragaman, dan pentingnya menjaga keutuhan NKRI.”
“Dengan kesadaran yang lebih baik, kita bisa menjaga keutuhan bangsa di tengah perbedaan yang ada,” kata Chriswanto. Ia menegaskan bahwa Pancasila sebagai ideologi negara sangat penting untuk mengurangi masalah yang mengancam persatuan bangsa.
LDII terus bekerja sama dengan pemerintah dan lembaga lain untuk mempertahankan nilai-nilai Pancasila. KH Chriswanto menyatakan bahwa LDII telah memprioritaskan program kebangsaan sebagai prioritas utama dalam berbagai kerja sama dengan lembaga negara seperti Kejaksaan, MPR, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), TNI, dan Polri.
“Kami menyadari pentingnya stabilitas negara Indonesia. Karena itu, LDII terus bekerja sama dengan lembaga terkait untuk memastikan ideologi Pancasila dipahami dan diinternalisasi oleh semua orang”, jelasnya.
KH Chriswanto menaruh harapan besar pada generasi penerus terkait masa depan Pancasila. Dia berharap generasi muda Indonesia dapat memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. “Sosialisasi tentang kebangsaan dan Pancasila harus terus dilakukan agar keutuhan NKRI tetap terjaga. Generasi muda harus memahami bahwa Pancasila adalah ideologi yang melindungi keberagaman, menjamin keadilan sosial, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya.
Ideologi Sakti yang Bertahan di Tengah Ancaman Modern.
Menurut Singgih Tri Sulistiyono, Ketua DPP LDII, peringatan ini menunjukkan pentingnya Pancasila sebagai landasan bangsa yang plural dan majemuk. “Ini adalah momentum bersejarah yang menjadi pengingat akan kekuatan ideologi Pancasila dalam menghadapi ancaman terhadap kesatuan bangsa.” Dia menyatakan bahwa hari ini merujuk pada keberhasilan mencegah kudeta Gerakan 30 September (G30S), yang diduga didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965.
Peristiwa ini menunjukkan bahwa Pancasila masih menjadi ideologi yang ‘sakti’ atau tahan terhadap berbagai upaya untuk mengurangi nilai-nilainya, kata Guru Besar Sejarah UNDIP Semarang. Singgih mengatakan bahwa peringatan Hari Kesaktian Pancasila adalah simbol kemenangan ideologi Pancasila pada 1 Oktober 1965, ketika gerakan komunis yang ingin menggantikan Pancasila berhasil menggagalkan ancaman kudeta.
“Upaya mengganti Pancasila selalu berakhir dengan kegagalan, mulai dari masa revolusi hingga percobaan kudeta 1965. Ini menunjukkan betapa kuatnya Pancasila sebagai dasar negara,” kata Singgih.
Selain itu, dia membedakan Hari Kesaktian Pancasila dari Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap 1 Juni. “Hari Lahir Pancasila merayakan lahirnya Pancasila sebagai ideologi negara pada tahun 1945, sedangkan Hari Kesaktian Pancasila memperingati kemenangan ideologi ini atas ancaman ideologi lain yang berusaha menggantikannya.”
“Indonesia adalah negara yang plural dengan berbagai suku, agama, dan golongan. Pancasila berhasil memayungi semua perbedaan ini, sehingga tetap tercipta harmoni,” kata Singgih.
Hari Kesaktian Pancasila merupakan pengingat bahwa ideologi ini adalah yang paling cocok dengan sifat bangsa Indonesia. Pancasila menghadapi tantangan yang semakin beragam di zaman sekarang, seperti ekspansi ideologi transnasional yang mengancam integrasi bangsa. Namun, Pancasila masih relevan di era modern dan postmodern. Ia berfungsi sebagai pertahanan terhadap ancaman dari kepercayaan asing yang bertentangan dengan identitas bangsa. Dia mengakhiri dengan mengatakan, “Kami menekankan pentingnya menyebarkan nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan dan keteladanan, sehingga masyarakat memiliki karakter yang luhur sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,” tutupnya.