Nganjuk (25/10). Pondok Pesantren Millenium Alfiena Lengkong, melaksanakan salat Istisqo untuk meminta hujan turun, pada Selasa pagi (24/10). Ibadah tersebut dihelat seiring dengan kemarau panjang, yang menyebabkan kekeringan di Indonesia termasuk Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Salat Istisqo tersebut dipimpin oleh pengasuh Ponpes Al Ubaidah Kertosono, Habib Ubaidillah Al Hasany. Warga LDII dan masyarakat sekitar menggelar ibadah tersebut di halaman Pondok Pesantren Millenium Alfiena Lengkong. Selain warga, tampak pula Ketua DPD LDII Kabupaten Nganjuk, Murkani, Forkopimcam Lengkong, para dewan guru, dan 628 santri.
Mewakili Camat Lengkong Jumain mengatakan kemarau panjang yang secara umum terjadi di seluruh Jawa Timur, menyebabkan beberapa wilayah kekeringan dan kesulitan untuk mendapatkan pasokan air bersih.
Ketua DPD LDII Kabupaten Nganjuk, Murkani dalam sambutannya mengatakan, untuk Kabupaten Nganjuk, Ponpes Millenium Alfiena yang pertama kali melaksankan salat Istisqo sesuai intruksi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Sekaligus menindaklanjuti instruksi DPW LDII Jawa Timur, “Sekitar 62 Pondok Pesantren yang bernaung di bawah LDII juga melaksanakan salat Istisqa,” ungkap Murkani.
Menurut Murkani, sejak 1980-an banjir selalu melanda Lengkong setiap tahun, termasuk di area Ponpes Millenium Alfiena. Namun sebaliknya tahun ini dilanda kemarau panjang, “Dengan salat Istisqo, kami berharap segera turun hujan, yang bermanfaat dan barokah,” jelas Murkani.
Usai salat Istisqo, Habib Ubaidillah menerangkan ibadah tersebut merupakan sunah Rasulullah SAW. Nabi dan para sahabat melaksanakannya, ketika mendapat cobaan berat bagi orang Arab, berupa kemarau yang sangat panjang.
“Pada zaman Rasulullah, kemarau panjang mengakibatkan ternak mati dan tumbuh-tumbuhan ikut mati. Pada saat itu para sahabat menghadap ke Rosulullah SAW mohon didoakan agar turun hujan, “Saat itulah Rasulullah SAW mensyariatkan untuk memohon kepada Allah agar turun hujan dengan melaksanakan salat Istisqo,” ujar Habib Ubaid.
Ia pun meminta umat Islam, menyikapi kemarau yang panjang dengan kesabaran. Karena semua pasti ada hikmahnya. Ia pun mengingatkan yang terjadi saat ini bukanlah siksaan tetapi peringatan, “Dan di balik itu Allah sudah mempersiapkan hikmah dan pahala besar yang menjadi harapan orang-orang iman,” tuturnya.
Habib Ubaid juga mengingatkan, agar kemarau panjang tidak berulang di masa depan, umat Islam harus introspeksi diri. Banyak mendekat kepada Allah dan menjauhi perbuatan dosa. Bila terjadi lagi bisa menjadi hikmah bahwa itu peringatan dari Allah,” tutup Habib Ubaid.