Jakarta (10/10). Dampak dari fenomena El Nino semakin terasa, terutama dalam kenaikan harga pangan secara global dan juga dampaknya terhadap harga pangan di dalam negeri. Selain itu, kebakaran di kota dan hutan juga semakin sering terjadi. Bencana-bencana berulang ini seharusnya menjadi pelajaran bagi kita dan dapat diantisipasi di masa depan.
Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, bersama dengan Anggota Komisi VI DPR RI, Singgih Januratmoko, menegaskan pentingnya menyadari dampak El Nino ini. “El Nino yang membawa kemarau panjang dapat menyebabkan gagal panen, kebakaran, dan penurunan kualitas udara yang berdampak besar pada kehidupan sosial,” ujar KH Chriswanto Santoso.
Ia juga mengingatkan bahwa dalam sejarah Indonesia, kemarau panjang pernah mengubah nasib bangsa. “Kekeringan pada tahun 1965 dan 1988 mengakibatkan lonjakan harga pangan dan bahkan menjadi pemicu perubahan politik dan kerusuhan berdarah. Kita harus meningkatkan kewaspadaan seluruh elemen bangsa menjelang pemilihan umum,” tambahnya.
KH Chriswanto juga menyoroti fakta bahwa El Nino dapat memberikan negara-negara yang memiliki surplus pangan kekuatan tawar yang besar. “Sejarah saat ini mencatat bagaimana pangan dapat menjadi alat tawar dan memengaruhi geopolitik serta hubungan internasional,” jelas KH Chriswanto.
Dia mendorong agar program kedaulatan pangan terus diupayakan, meskipun ada pergantian kepemimpinan nasional dalam setiap Pemilu Presiden dan Legislatif. “Indonesia hanya sekali mencapai swasembada pangan, dan itu sudah lama sekali pada era Orde Baru. Dengan demokrasi yang lebih terbuka, kedaulatan pangan bukanlah hal yang mustahil,” tambahnya.
KH Chriswanto juga mengapresiasi upaya DPD LDII Gunung Kidul dan DPD LDII Sukoharjo yang memberikan bantuan air bersih. Menurutnya, warga LDII di wilayah tersebut telah bergerak dengan mengirimkan air bersih ke lokasi-lokasi yang membutuhkan selama musim kemarau panjang.
Singgih Januratmoko, Anggota DPR RI, turut berbicara serupa dengan KH Chriswanto. Ia menekankan bahwa kemarau panjang tidak hanya berdampak pada harga pangan yang meningkat, tetapi juga memengaruhi peternakan. “Kemarau panjang menyebabkan gagal panen jagung dan mengakibatkan harga jagung di tingkat peternak naik. Ini membuat peternak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kesulitan mendapatkan pakan,” ungkap Singgih Januratmoko yang juga Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR).
Dalam ransum ternak, jagung memiliki kontribusi sebesar 50 persen. Ketika harga jagung naik, harga ransum juga ikut melonjak. “Kami menyarankan pemerintah untuk mengimpor jagung, sebagaimana halnya dengan beras. Terutama kebijakan impor harus diterapkan untuk memenuhi kebutuhan peternak sehingga harga jagung dapat kembali stabil sekitar Rp5.000 per kilogram, sesuai dengan referensi Bapanas,” kata Singgih.
Saat ini, harga jagung di tingkat peternak telah mencapai Rp6.500-7.000 per kilogram. Kemarau diperkirakan akan berlanjut hingga Desember, yang akan meningkatkan kebutuhan pakan ayam dan sapi. “Kami berharap pemerintah tidak menunda impor jagung karena alasan politis. Terdapat jutaan peternak dan industri terkait yang dapat mengalami kerugian,” saran Singgih, yang juga merupakan anggota LDII Yogyakarta.
Singgih juga mengingatkan pentingnya kolaborasi dan kepedulian sosial dari seluruh elemen masyarakat. Banyak daerah di Indonesia mengalami kesulitan air, bahkan kemarau telah memicu kebakaran di perkotaan, hutan, dan perkebunan. “Di daerah-daerah yang kekurangan air, banyak keluarga yang benar-benar kesulitan mendapatkan air bersih. Kami mengajak semua masyarakat untuk saling membantu dengan mengirimkan truk tangki air, yang biayanya terjangkau jika kita bekerja sama,” tandasnya.
Singgih Januratmoko Center telah mengirimkan truk-truk tangki air ke wilayah yang membutuhkan. Ia juga mengajak semua pihak untuk berpartisipasi dalam upaya memberikan bantuan air bersih dan bersama-sama mengatasi krisis yang disebabkan oleh kemarau yang berkepanjangan.
Keren emang: geopolitik: nilai tawar bernegara, kedaulatan pangan. Semogea Indonesian memiliki pemimpin yg barokah amanah
Grass root LDII di tingkat pac scr tdk lngsg ikut berpengaruh dlm mewujudkan kedaulatan pangan.
Luar biasa
Luar biasa, semoga Indonesia semakin maju
Ldii memang selalu memberikan kontribusi nyata untuk lingkungan dan masyarakat sekitar