Jakarta (23/1). Bahaya kehancuran lingkungan hidup sudah muncul sejak dini, seperti perubahan cuaca dan kualitas udara yang memburuk. Keadaan ini telah menarik perhatian utama generasi muda global, yang mengaktualisasikan idealisme lingkungan dengan bergabung dalam Partai Hijau.
“Ini adalah perbedaan mendasar dengan politisi nasional dan global; generasi muda sangat mempedulikan kerusakan lingkungan. Mereka melihat jauh ke depan, hingga beberapa dekade ke depan, ketika merekalah yang akan mewarisi bumi, bukan politisi saat ini,” ungkap Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso. Menurutnya, politisi cenderung hanya memikirkan kondisi saat ini atau lima tahun ke depan, sementara generasi milenial dan Z memandang bumi ini hingga satu abad ke depan.
Generasi muda seharusnya memprioritaskan pemikiran terkait lingkungan hidup, menurut KH Chriswanto. Menurutnya, keberlanjutan masa depan yang makmur tanpa dukungan lingkungan hidup yang sehat adalah sia-sia. Ia membuat perumpamaan sederhana, bahwa jika pemanasan global menghancurkan hasil panen, kekayaan masyarakat tidak akan dapat membeli bahan pangan.
Alumni teknik perkapalan dari Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) dan Newcastle University itu menyatakan bahwa isu lingkungan hidup adalah kepentingan bersama karena berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia. Pemanasan global yang menyebabkan pencairan lapisan gletser saat ini menjadi isu kritis. Dampak dari peristiwa ini dapat menjadi bencana besar bagi eksistensi manusia.
“Isu ini menjadi menarik karena publikasi terakhir menunjukkan peningkatan suhu yang mengakibatkan pencairan lapisan gletser di kutub utara,” ungkapnya.
Ia bahkan mengungkapkan bahwa Indonesia termasuk satu dari delapan negara di Asia yang terancam tenggelam pada 2050. Temuan ini berasal dari penelitian berjudul “New Elevation Data Triple Estimates of Global Vulnerability To Sea-Level Rise and Coastal Flooding,” yang diterbitkan di Nature Communications pada 29 Oktober 2019.

“Ketika pencairan gletser terjadi, Indonesia akan menjadi salah satu negara pertama yang tenggelam. Bahkan, publikasi terakhir menunjukkan bahwa Jakarta akan menjadi kota pertama yang tenggelam,” tegasnya.
KH Chriswanto menjelaskan bahwa untuk mengantisipasi permasalahan ini, LDII telah aktif mempromosikan gerakan peduli lingkungan sejak tahun 2007. “Kami memulai dengan menanam, melakukan kampanye hemat kertas, bekerja sama dalam kegiatan bhakti untuk negeri, hingga mengadakan kegiatan zero waste,” katanya.
Peduli terhadap lingkungan hidup, menurutnya, adalah langkah strategis untuk menjadi pahlawan dunia. “Ini bukan hanya tentang menyelamatkan Indonesia, melainkan juga menyelamatkan dunia. Bagaimana kita bisa hidup di planet yang sehat, yang memelihara lingkungan hidup? Ini agar generasi berikutnya juga dapat menikmati kehidupan yang layak di bumi,” ucapnya.
Ia juga menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap isu lingkungan hidup. “Ini penting karena kelak yang akan mengelola dunia adalah generasi muda. Oleh karena itu, generasi muda harus benar-benar memahami kondisi lingkungan hidup di dunia ini. Mereka adalah pahlawan masa depan,” tandasnya.
Dalam rangka membangkitkan kesadaran kaum muda LDII untuk melestarikan lingkungan, Ketua DPP LDII Koordinator Bidang Litbang, IPTEK, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup (LISDAL) Sudarsono, LDII, telah menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk mempromosikan pelestarian lingkungan hidup. Mulai dari mendaur ulang sampah, memilah sampah, hingga membersihkan lingkungan melalui kerja bakti.
Selain langkah nyata merawat lingkungan, DPP LDII juga telah mengadakan lomba kreativitas seni yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Pemberian hadiah untuk lomba ini dilaksanakan pada Sabtu (21/1). “Kami telah menggelar lomba kreativitas seni mengenai lingkungan hidup sebagai platform bagi para Kader Gemilang LDII untuk menyuarakan aksi pelestarian lingkungan hidup,” kata Guru Besar Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB).
Pada tahun 2022, LDII telah membentuk Kader Gemilang dan terus mendukung mereka. Lomba ini merupakan upaya untuk memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengekspresikan kreativitas mereka terkait dengan lingkungan hidup,” tambahnya.
Lomba tersebut terdiri dari empat kategori, meliputi lomba video pendek, lomba mendesain poster, lomba karya tulis atau essai, dan aksi nyata lingkungan hidup. “Dengan adanya lomba ini, kami berharap para Kader Gemilang bisa mengekspresikan kontribusi mereka terkait isu lingkungan,” tuturnya.
Sudarsono juga mengungkapkan bahwa DPP LDII saat ini sedang bekerja sama dengan Griffith University melalui Direktur Centre for Environment and Population Health School of MDP Medicine Griffith University, Australia, Prof. Cordia Chu, dalam berbagai inisiatif program. Tujuannya adalah untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. “Lomba ini sebenarnya dimulai dari seminar internasional yang diadakan oleh DPP LDII bersama Griffith University,” jelasnya.
Dia menjelaskan bahwa ke depannya, LDII akan kembali mengadakan lomba lingkungan hidup dengan cakupan yang lebih luas. “Kami berharap ini dapat menjadi platform untuk para Kader Gemilang LDII agar terus menunjukkan dedikasi mereka dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Semakin luas cakupannya, semakin banyak ide kreatif yang dapat muncul dari generasi muda, memberikan kontribusi nyata dalam upaya pelestarian alam,” ujarnya dengan penuh semangat.
ldii ok